Menjelang menikah, Angie mengajukan syarat pada calon suaminya. Bahwa dia tidak akan memiliki anak. Tidak hanya sebagai wanita karir, tapi sebagai seorang perempuan dan istri.
“Usia saya masih terlalu muda saat itu. Saya mengimpikan agar memiliki karir yang baik. Sehingga saya pasti memiliki kesibukan yang menguras banyak waktu dan energi,” katnya.
Ia juga khawatir, memiliki anak membuat dirinya sulit untuk membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga. Mereka mungkin khawatir bahwa memiliki anak akan mengganggu kemajuan karir mereka.
Suaminya pun mengiayakan. Sebagai lelaki dengan latar belakang masa lalu yang buruk, ia pun mengiyakan.
“Saya memahami istri saya. Mungkin karena khawatir jika ada tekanan sosial, bahwa sebagai wanita karir ia harus memilih antara karir atau keluarga,” katanya.
Harus diakui, tekanan sosial dan stereotip gender yang masih ada dalam masyarakat dapat mempengaruhi pandangan mereka tentang keputusan untuk memiliki anak.
Lain Angie, lain pula pendapat Silvi. Katanya, ia memilih childfree karena alasan biaya dan tantangan finansial.
“Memiliki anak bisa sangat mahal, terutama jika kita ingin memastikan bahwa anak mendapatkan pendidikan terbaik,” kata dia.
Sebagai wanita karir, ia mungkin agak khawatir bahwa mereka tidak akan mampu memberikan pendidikan terbaik bagi anak mereka.
Di luar itu, kata Silvi, ia juga merasa kurang mendapat dukungan. Ia membayangkan, jika punya anak, ia tidak mendapat dukungan keluarga yang kuat sehingga sulit menyeimbangkan antara karir dan kehidupan keluarga.
Pengakuan Angie dan Silvi tentu saja bersifat sangat kasuistik. Nyatanya, tidak semua wanita karir enggan memiliki anak.
Banyak wanita yang berhasil menyeimbangkan karir dan keluarga. Ada juga banyak organisasi dan kebijakan yang mendukung keluarga yang bekerja, seperti cuti orangtua, fleksibilitas jam kerja, dan tunjangan anak.
Childfree sendiri adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang secara sukarela memilih untuk tidak memiliki anak.
Konsep ini berbeda dengan istilah childless, yang merujuk pada seseorang yang ingin memiliki anak tetapi belum berhasil.
Banyak orang yang memilih untuk menjadi childfree karena berbagai alasan, termasuk kehidupan yang lebih mandiri dan kebebasan dalam hidup.
Selain itu juga kebebasan finansial, karena memiliki dinilai bisa sangat mahal, dan beberapa orang memilih untuk menjadi childfree karena mereka ingin fokus pada kebebasan finansial mereka tanpa harus mengeluarkan banyak uang untuk biaya pengasuhan anak.
Alasan lain yang kerap muncul adalah kesehatan mental dan fisik. Beberapa orang memilih untuk menjadi childfree karena mereka khawatir tentang dampak yang besar dari kehamilan dan persalinan terhadap kesehatan mereka, baik secara fisik maupun mental.
Beberapa orang menjadi childfree karena mereka merasa bahwa dunia ini tidak mampu menampung jumlah populasi manusia yang terus meningkat, dan ingin berkontribusi pada keberlanjutan planet ini dengan tidak menambah populasi.
Mencari Asal Childfree
Sulit untuk menemukan satu orang atau kelompok yang pertama kali menggagas konsep childfree karena pandangan ini muncul secara terpisah dalam budaya dan masyarakat di seluruh dunia selama berabad-abad.
Namun, dalam budaya Barat, beberapa tokoh telah membicarakan atau menulis tentang pilihan untuk tidak memiliki anak sejak abad ke-19, seperti Elizabeth Cady Stanton, seorang aktivis hak suara perempuan Amerika, dan George Bernard Shaw, seorang penulis dan dramawan Inggris.
Pada tahun 1972, Ellen Peck menerbitkan buku “The Baby Trap,” yang membahas mengapa dia dan suaminya memilih untuk menjadi childfree dan menggagas istilah “childfree” yang sering digunakan sejak itu.
Namun, walaupun istilah childfree belum digunakan secara luas hingga beberapa dekade terakhir, banyak orang telah memilih untuk tidak memiliki anak dalam sejarah manusia, entah itu karena alasan keuangan, budaya, atau kepercayaan pribadi.
Larangan Childfree
Sampai saat ini, tidak ada negara yang secara resmi melarang seseorang untuk menjadi childfree atau memilih untuk tidak memiliki anak.
Namun, ada beberapa negara yang memiliki kebijakan dan budaya yang kuat dalam mendukung keluarga dan mempromosikan peningkatan populasi melalui tingkat kelahiran yang lebih tinggi.
Sebagai contoh, di beberapa negara seperti Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan beberapa negara Eropa seperti Italia dan Spanyol, angka kelahiran sangat rendah dan pemerintah telah mengambil tindakan untuk meningkatkan jumlah kelahiran melalui insentif dan program dukungan untuk keluarga.
Childfree sebagai Pelarian?
Tidak semua psikolog berpendapat bahwa menjadi childfree adalah pelarian. Ada banyak alasan yang dapat memotivasi seseorang untuk memilih untuk tidak memiliki anak, termasuk kebutuhan untuk otonomi dan kebebasan dalam hidup, keinginan untuk fokus pada karir atau hubungan, keprihatinan tentang lingkungan dan keberlanjutan planet, atau keinginan untuk menghindari beban finansial dan tanggung jawab orangtua.
Namun, beberapa psikolog dan profesional kesehatan mental mungkin menganggap bahwa beberapa orang mungkin memilih untuk menjadi childfree sebagai bentuk pelarian dari masalah pribadi atau tantangan kehidupan yang sulit diatasi.
Ini bisa menjadi masalah jika seseorang mengejar keputusan ini tanpa memperhitungkan implikasi jangka panjang dan dampak psikologis yang mungkin timbul dari keputusan ini.
Namun, ini bukanlah suatu hal yang khusus untuk orang yang memilih untuk tidak memiliki anak, karena bisa terjadi pada orang yang membuat keputusan besar lainnya dalam hidup mereka juga.
Secara medis, childfree juga sulit dibuktikan secara ilmiah memiliki dampak buruk pada kesehatan perempuan.
Namun, keputusan untuk tidak memiliki anak dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan perempuan dalam beberapa cara, tergantung pada situasi dan faktor individu.
Beberapa studi menunjukkan bahwa perempuan yang memilih untuk tidak memiliki anak mungkin memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah pada beberapa kondisi, seperti depresi pasca melahirkan, osteoporosis, dan beberapa jenis kanker.
Namun, faktor-faktor seperti gaya hidup dan riwayat kesehatan keluarga juga dapat mempengaruhi risiko ini.
Pada sisi lain, menjadi childfree juga dapat memberikan manfaat kesehatan tertentu, terutama bagi perempuan yang dapat fokus pada kesehatan dan kesejahteraan mereka sendiri.
Misalnya, perempuan childfree mungkin lebih bebas untuk fokus pada karir, pendidikan, dan kegiatan sosial yang dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis mereka.
Pilihan Individu
Tidak semua pakar mendukung atau menentang konsep childfree. Seperti halnya pada topik apapun, ada berbagai pandangan yang berbeda-beda di antara para pakar, dan masing-masing pandangan memiliki dasar-dasar yang berbeda.
Namun, ada beberapa pakar yang mempromosikan pilihan hidup childfree dan mendukung hak individu untuk membuat keputusan tersebut.
Beberapa organisasi yang didirikan oleh pakar dan penggiat childfree termasuk National Association for Childfree (NAC) dan Childfree by Choice Project.
Organisasi ini bertujuan untuk memberikan dukungan dan sumber daya bagi individu yang memilih untuk tidak memiliki anak dan mendorong masyarakat untuk menghargai pilihan hidup ini.
Beberapa tokoh terkenal seperti Oprah Winfrey, Cameron Diaz, Betty White, dan Ellen DeGeneres juga telah secara terbuka membicarakan dan mendukung konsep childfree.
Mereka berbicara tentang kebebasan dan kebahagiaan yang dapat diperoleh dari tidak memiliki anak dan merayakan pilihan hidup ini sebagai sesuatu yang layak dihargai dan diakui.
Pantau info terbaru perempuanriang.com di Google News