Stunting merupakan salah satu gangguan tumbuh kembang yang terjadi pada anak akibat kurangnya azupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan anak memiliki perawakan pendek dengan risiko kerusakan sel otak yang tinggi.
Menurut jurnal yang diterbitkan oleh WHO di tahun 2019, Indonesia sendiri menduduki urutan ke-4 dengan angka stunting tertinggi di dunia. Menanggapi hal tersebut, PT Sasa Inti bersama Rotary Indonesia dengan Gerakan Ayo Cegah Stuntingnya bertekad untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat akan bahayanya kekurangan gizi pada anak.
“Kami berharap dengan adanya Gerakan Ayo Cegah Stunting ini, masyarakat Indonesia dapat lebih memahami dan mampu mendeteksi secara dini perkembangan gizi anaknya masing-masing serta menerapkan perilaku hidup bersih sehat dengan gizi seimbang” ujar District Governor D3410 Roziana Wiguna saat menjelaskan tujuan awal dari Gerakan Ayo Cegah Stunting ini.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Tahun 2019 sebanyak 6,3 juta balita dari populasi 23 juta atau 27,7 persen balita di Indonesia mengalami gizi kurang dan gizi buruk hingga terindikasi stunting. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh kekurangan akses pangan bergizi, ketidaktahuan mengenai gizi, hingga kurangnya akses air bersih, sanitasi, dan perilaku hidup bersih sehat.
Azupan gizi seimbang berperan penting dalam menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak. Seperti penjelasan Prof. Dr. Anna Alihsyahbana, pendiri F2H serta pakar stunting kenamaan di Indonesia, “Rotary bersama PT Sasa Inti turut mendukung program pemerintah untuk mencegah stunting. Gerakan Ayo Cegah Stunting menerapkan edukasi bottom-up, yaitu dimulai dari keluarga, merupakan tahap dasar yang dapat mendukung upaya keluarga dalam memastikan anak mendapatkan nutrisi yang seimbang. Intervensi gizi seimbang sangat penting pada saat 1000 Hari Pertama Kehidupan, yaitu dimulai saat ibu hamil sampai anak berusia 2 tahun.”
Pelatihan ini merupakan bentuk komitmen Sasa Inti untuk mendukung pemerintah menciptakan Indonesia sehat yang sejalan dengan misi Sasa yaitu “menciptakan kebahagiaan melalui makanan yang mudah disajikan, lezat dan sehat,” demikian dijelaskan oleh Rida Atmiyanti, Head of Stakeholder Relation PT Sasa Inti.
Gerakan “Ayo Cegah Stunting” salah satunya dilakukan dengan memberikan pengetahuan akan pencegahan stunting, dasar-dasar konseling dan penggunaan alat peraga ACS berupa kalender gizi dan mistar pengukur tinggi badan sebagai indikasi angka stunting, kepada para konselor yang berlokasi di desa Radey, Molinow, Tawaang Barat, Tawaang Timur, Tawaang Induk, Tenga, Pakuweru, staff Puskesmas, dan staff Dinkes Kabupaten Minsel.
Pelatihan yang diadakan selama dua hari tersebut meliputi pelatihan teori dan praktik dengan menghadirkan pelatih dari tenaga ahli medis dan psikolog sebagai pelatih. Para konselor ini dilatih supaya mereka dapat menduplikasikan ilmu yang di dapat dari Team F2H (Frontiers for Health) kepada kader- kader posyandu di daerah mereka masing-masing.
Puncak acara pelatihan adalah serah terima alat peraga ACS dari PT Sasa Inti yang diwakili oleh Rida Atmiyanti selaku Head of Stakeholder Relation dan Rotary Club yang diwakili oleh dr. Lies kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan dr. Erwin Schouten.
Selain itu setiap peserta yang hadir juga mendapatkan satu paket alat peraga dan booklet materi pelatihan yang dapat digunakan untuk memonitor tumbuh kembang anak seperti mistar tinggi badan dan kalendar pedoman nutrisi untuk 1000 HPK disertai dengan penyuluhan cara penggunaan alat-alat peraga ACS tersebut ke kader-kader Posyandu. Para peserta pelatihan yang terdiri dari 7 desa tersebut semakin antusias dengan adanya door prize dari paniitia berupa tas merk Les Cantino.
Konselor-konselor yang telah mendapat edukasi dari Rotary dan F2H, diharapkan dapat memberikan dukungan berkualitas kepada kader-kader posyandu ataupun para ibu hamil atau menyusui, mengenai komponen gizi seimbang melalui pola asuh yang tepat untuk mengakrabkan mereka dengan perilaku hidup bersih sehat.
Tujuan dari penyuluhan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman kepada masyarakat, khususnya keluarga rentan stunting mengenai pentingnya gizi selama kehamilan sampai usia anak 2 tahun (1000 Hari Pertama Kehamilan), serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua balita akan pentingnya memperhatikan status gizi dari tinggi badan dan berat badan anak.
“Gerakan Ayo Cegah Stunting ini bukan kegiatan jangka pendek, melainkan kegiatan yang harus selalu berjalan dan berkesinambungan yang dijalankan sebagai salah satu bentuk kegiatan CSR PT Sasa Inti untuk masyarakat di sekitar pabrik maupun kantor Sasa baik yang ada di lokasi lain maupun yang ada di Minsel.
Gerakan ini diharapkan dapat mengsinpirasi perusahaan dan organisasi lain untuk secara aktif mendukung pemerintah mengentaskan stunting untuk menuju Indonesia yang lebih sehat dan lebih baik,” jelas Rida Atmiyanti, Head of Stakeholder Relation PT Sasa Inti.
Pandemi Covid-19 pun menyebabkan pemenuhan kebutuhan gizi keluarga semakin sulit. Oleh karena itu, dengan adanya bekal ilmu dari Gerakan Ayo Cegah Stunting ini, diharapkan masyarakat dapat tetap memenuhi nutrisi anak sehingga dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal dan menciptakan generasi yang sehat dan produktif di masa depannya.
Pantau info terbaru perempuanriang.com di Google News