Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, hadir dalam pemutaran film Hati Suhita di Studio XXI Tunjungan 3 Surabaya pada Sabtu (3/6/2023) malam.
Khofifah turut menonton film tersebut bersama para pemeran utama, termasuk Nadya Arina sebagai Alina Suhita, Omar Daniel sebagai Gus Biru, Anggika Bolsterli sebagai Rengganis, dan Devina Aureel sebagai Aruna.
Gubernur Khofifah, bersama putranya Ali Managali dan Bupati Jombang Mundjidah Wahab, turut hadir karena penulis novel Hati Suhita tersebut pernah menuntut ilmu di Pondok Pesantren Tambak Beras, Jombang.
Khofifah, sebagai gubernur perempuan pertama di Jawa Timur, secara khusus juga mengundang beberapa kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Jawa Timur dan masyarakat yang memenangkan give away untuk menonton bersama.
“Ini cerita menarik, karena juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kehidupan Pondok Pesantren yang dapat menjadi inspirasi,” komentar Gubernur Khofifah setelah menonton film tersebut.
Momen nonton bareng ini terasa istimewa bagi Khofifah karena film ini tidak hanya menghadirkan suasana pesantren yang modern, tetapi juga karakter utama Alina Suhita yang diperankan oleh Nadya Arina.
“Alina Suhita terinspirasi dari nama Dewi Suhita pada era pemerintahan Majapahit sebagai cikal bakal lahirnya Nusantara. Semoga semua perempuan di negeri ini, khususnya di Jawa Timur, tangguh dan anggun seperti Dewi Suhita serta menjadi referensi keagungan seorang perempuan,” ujar Khofifah.
Lebih lanjut, Gubernur Khofifah mengungkapkan bahwa hal menarik lainnya adalah lokasi pengambilan gambar yang sengaja dilakukan di beberapa wilayah di Jawa Timur, termasuk Kediri, Ponorogo, dan beberapa lokasi di kawasan Mojokerto. Salah satunya adalah warung legendaris Wader dan Botok “Cak Mat” di kawasan Trowulan, Mojokerto.
“Tadi juga terlihat latar belakang Kolam Segaran Trowulan, yang merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit. Kolam Segaran ini merupakan kolam kuno terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia,” kata Gubernur Khofifah.
Secara khusus, mantan Menteri Sosial RI ini mengapresiasi film Hati Suhita karena selain menampilkan banyak adegan dengan latar belakang lokasi bersejarah di Jawa Timur, film ini juga memperkenalkan budaya dan bahasa Jawa Timur.
“Film ini sangat mengedukasi, selain terkait kehidupan di pesantren yang dapat kita lihat lebih dekat, film ini juga memperkenalkan banyak hal tentang Jawa Timur mulai dari lokasi pengambilan gambar hingga bahasa yang digunakan,” ujarnya.
Selain itu, Gubernur Khofifah berharap bahwa nuansa pesantren dalam film Hati Suhita juga menampilkan sisi pesantren yang modern, terutama dalam hal kurikulum belajar santri yang tetap mengikuti tradisi pesantren.
“Untuk mbak Khilma, sukses dan terus memberikan inspirasi produktif untuk bangsa ini. Selamat dan sukses untuk semua,” ujar Gubernur Khofifah.
Sementara itu, penulis buku novel “Hati Suhita,” Khilma Anis Wahidah, menjelaskan bahwa film ini merupakan adaptasi dari buku best seller dengan judul yang sama. Cerita dalam film ini diangkat dari buku tersebut.
“Saya sengaja memilih judul ‘Hati Suhita’ karena kami mengapresiasi Ratu Majapahit bernama Dewi Suhita yang pada Perang Paregreg, yaitu perang saudara, berhasil memenangkan pertempuran dengan penuh kewibawaan,” kata Khilma.
Khilma menjelaskan bahwa pengambilan gambar film ini dilakukan di 9 kota di Indonesia selama 56 hari. Beberapa lokasi di Jawa Timur yang digunakan antara lain Kediri, Mojokerto, Ponorogo, Trenggalek, dan beberapa lokasi lainnya.
“Ada falsafah Jawa Mikul Duwur Mendem Jero Tradisi perjodohan yang kami bawakan dengan suasana yang positif,” tambahnya.
Khilma berharap bahwa para penonton dapat mengambil pelajaran dari masing-masing tokoh dalam film “Hati Suhita,” mulai dari ketegaran Alina Suhita, kesabaran Gus Biru, hingga kekuatan Rengganis.
“Semoga semua yang hadir dapat menikmati dengan sukacita seperti kami dalam pembuatannya yang penuh cinta,” tutupnya.
Pantau info terbaru perempuanriang.com di Google News