Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono, secara resmi membuka Kongres Perempuan sebagai bagian dari peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30.
Acara pembukaan ini ditandai dengan pemukulan gong oleh Sekdaprov Adhy, didampingi oleh Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur, Restu Novi Widiani, di Ballroom Novotel Samator pada hari Senin (26/6/2023).
Dalam sambutannya, Sekdaprov Adhy menyoroti tiga isu utama yang menjadi perhatian bersama. Pertama, penurunan angka perkawinan anak. Kedua, tingkat perceraian, dan ketiga, penurunan prevalensi stunting di Jawa Timur.
“Isu strategis yang saat ini muncul adalah bagaimana menurunkan angka perkawinan anak sesuai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), yaitu 8,74 persen pada tahun 2024,” ungkap Adhy.
Menurut Adhy, perkawinan anak merupakan pelanggaran terhadap hak-hak anak dan dapat menimbulkan masalah baru. Terlebih lagi, perkawinan anak berdampak pada kesejahteraan keluarga.
“Jika mereka menikah saat usia yang belum cukup, baik secara fisik maupun mental, hal ini akan mempengaruhi kesejahteraan keluarga. Ini adalah tugas kita bersama untuk mempercepat penurunan angka perkawinan anak,” tegas Adhy.
Selain itu, Adhy juga menggarisbawahi target penurunan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024. Pemerintah Provinsi Jawa Timur sedang berupaya keras untuk menurunkan angka stunting.
Oleh karena itu, Adhy mengajak semua pihak strategis untuk bekerja sama dalam mengatasi masalah prevalensi stunting ini. Ia berharap bahwa pertemuan ini akan menghasilkan upaya-upaya baru untuk menangani isu-isu tersebut.
Adhy juga menyoroti tren peningkatan angka perceraian yang penting untuk dikaji bersama dengan mitra strategis. Apakah pengaruhnya berasal dari media sosial, lingkungan, atau faktor lainnya.
Selanjutnya, Adhy mengapresiasi iBangga Awards sebagai penghargaan yang pertama kali diselenggarakan oleh Provinsi Jawa Timur di antara semua provinsi di Indonesia.
“Ini akan menjadi tradisi di masa depan untuk meningkatkan indeks pembangunan keluarga melalui lomba seperti ini. Saya harap ini akan dipublikasikan secara luas,” kata Adhy.
Pada akhirnya, Adhy berharap bahwa acara ini dapat menjadi bukti nyata bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur berkomitmen untuk menangani tugas-tugas besar ini secara berkelanjutan.
“Ini adalah alasan pentingnya publikasi yang luas. Bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama mitra strategis secara aktif menekan isu-isu seperti perkawinan anak, perceraian, stunting, kekerasan terhadap anak, dan perdagangan manusia,” tutupnya.
Selama acara tersebut, Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur, Restu Novi Widiani, mengungkapkan bahwa acara ini merupakan kelanjutan dari perayaan Hari Ibu tahun sebelumnya, yang kali ini lebih fokus pada masalah perkawinan anak dan perceraian.
“Tujuan acara ini adalah untuk meningkatkan kapasitas mitra dan organisasi masyarakat dalam memperkuat ketahanan dan kesejahteraan keluarga, serta menyatukan komitmen untuk mewujudkan ketahanan keluarga,” ucapnya.
Pantau info terbaru perempuanriang.com di Google News